Semarang - Guru bersertifikat ilmunya harus berkembang. Metode pengajarannya juga harus dinamis. Guru yang sudah mendapat sertifikat ilmunya juga jangan sampai luntur. Hal itu disampaikan Dr H Ahmad Suja'i MAg Ketua LPTK Rayon 06 IAIN Walisongo saat melepas 120 guru yang lulus program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Selasa, (12/11) di Aula kampus.
“Harapan kami, 120 guru yang sudah lulus PPG ilmunya nanti bisa diaplikasikan disekolah masing-masing. Ilmu yang sudah dipelajari selama mengikuti program pendidikan profesi guru nanti jangan sampai hilang begitu saja, kalau bisa lebih bagus lagi,” ujar Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tersebut.
Bapak ibu guru sudah seharunya merubah dunia pendidikan. Hal ini menjadi kewajiban guru bersertifikat. Guru sertifikasi bukan malah stagnan. “Setelah mendapat materi PPG dan mendapatkan tunjangan, ilmunya jangan sampai stagnan, apalagi malah berkurang, ini bisa menjadi ironis,” tegasnya.
Dari hasil survey yang dilakukan berbagai lembaga, guru bersertifikat dari PLPG perubahannya minim, sebagian besar mengalami stagnan ketika mereka kembali ke sekolah masing-masing. Artinya sistem pembelajaran, metodenya yang sudah diberikan selama pendidikan dan latihan guru professional belum ada perubahan. “Ngajarnya gitu-gitu saja, kurang ada variasi. Padahal didalam PLPG sudah dilatih berbagai metode pembelajaran yang baik untuk diaplikasikan di sekolah,” tambahnya.
Hal ini harus dimulai dari individu gurunya masing-masing. Jika guru tersebut kreatif dan mau berkembang, maka output yang diperoleh juga akan lebih baik. Akan tetapi, jika gurunya stagnan, ya hasilnya begitu-begitu saja, tidak ada perkembangan.
Ketua panitia PPG, Dr H Darmuin MAg menambahkan, kami menghimbau bagi guru yang lulus PPG kalli ini dan seterusnya berubah menjadi lebih baik. Bapak ibu guru jika melihat sesama guru yang sudah bersertifikat akan tetapi cara mengajarnya kok stagnan, ditegur saja. Jangan dibiarkan, kalo perlu diingatkan. “Mereka kan sudah mendapat tunjangan sertifikasi, masak ngajarnya masih memakai metode pengajaran klasik, ya itu kurang sesuai,”tandasnya.
Program pendidikan profesi guru, program ini berlagsung satu tahun sejak oktober 2012 sampai oktober 2013, lulusan PPG ini yaitu tahun ajaran tahun 2012/2013. LPTK Rayon 06 IAIN Walisongo menerima kuota 120 guru saja, dari pendaftar sebanyak 3000 lebih.
“Total 120 ini dibagi menjadi empat kelas, yakni 30 guru Mapel Aqidah Akhlaq, 30 orang Mapel Al-Quran Hadis, 30 orang Mapel Fiqih, dan 30 orang jurusan PGMI. Mereka yang lulus mendapat sertifikat pendidik dari pusat yaitu dari kemenag pusat. Tunjangan sertifikasi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Darmuin menambahkan, Dengan penuh perjuangan, para guru program PPG ini akhirnya bisa lulus dengan nilai baik. Sebagian besar guru kesulitan saat membuat PTK. Dalam praktik pengalaman lapangan kita menggunakan sekolah mitra yaitu Mts Daarul Ulum.
Penulis : TIM HUMAS, IAIN WALISONGO SEMARANG 12 November 2013, 13:27:46